Tuesday, February 20, 2007

Broadband Internet

Akses Internet Pita Lebar

Broadband internet banyak sekali macamnya, tapi yang akan saya bahas kali ini adalah xDSL especially ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line). Teknologi ADSL memberikan transfer data yang lebih cepat dengan melalui kabel tembaga (kabel telepon) dibandingkan dengan voice modem konvensional. Kalo modem dialup transfer datanya maksimum adalah 56 Kbps untuk upload dan download, nah ADSL ini menjanjikan transfer yang puluhan kali lebih cepat dari voice modem biasa. Mulai dari 64/384 Kbps (uplink/downlink) sampai yang paling cepat adalah ADSL2+ 3,5/28 Mbps (uplink/downlink). Kenceng banget kan ? tapi sayangnya di indonesia belum bisa sampe segitu kenceng.

Frekuensi & Lebar pita yang digunakan oleh Voice dan Data

Thank’s to Telkom yang sudah menyediakan akses internet broadband yang diberi ngaran TelkomSpeedy. Telkom ini adalah pemain terbesar dalam penyediaan akses internet broadband, secara gitu Telkom undah punya infrastruktur yang lengkap. Dalam hal ini adalah kabel telepon yang nyambung langsung ke rumah – rumah. Kalo ada ISP lain yang mau ikut terju, mereka harus membangun infrastruktur dari 0 yang terbilang tidak murah. Strategi yang diterapkan ISP – ISP tersebut adalah menyediakan akses internet, hanya saja jalurnya minjem dari telkom, nama kerennya sih telkom-MMA. Tapi kita sebagai konsumen juga harus waspada, karena kalo kita pake jasa ISP seperti ini biaya yang musti kita keluarkan dobel. Pertama biaya link dari rumah ke ISP (telkom-MMA) dan yang kedua adalah biaya akses internetnya itu sendiri. Parahnya keduanya (untuk akses personal limited) menggunanakan penghitungan volume-based (tidak seperti dialup yang time-based). Jadi sebisa mungkin jangan sampe over quota.

Kembali ke masalah Speedy. Disini kita ditawarin berbagai pilihan, diantaranya adalah:
  1. limited personal (quota 1Gb), Rp. 333.000/bulan (ditambah pajek&bea materai)
  2. limited professional (quota 2,5 Gb), Rp. 776.000/bulan (ditambah pajek&bea materai)
  3. unlimited Office (quota tidak terbatas), Rp. 2.206.000/bulan (ditambah pajek&bea materai)
  4. unlimited warnet (quota tidak terbatas), Rp. 3.306.000/bulan (ditambah pajek&bea materai
Nah kalo kita ngambil yang limited terus overqouta, maka kita akan dikenakan charge sebesar Rp. 550/Mb. Terus apa bedanya unlimited warnet dan office? Padahal 2-2nya kan sama unlimited, tapi harganya beda? nah menurut penuturan orang telkom sendiri itu karena pemberlakuan QoS (Quality of Service) yang berbeda, selain itu kalau jalur untuk limited personal, professional dan unlimited warnet digabung, lain halnya dengan jalur untuk warnet. Untuk warnet punya jalur sendiri. Dari sini bisa ditarik kesimpulan kalo unlimited warnet pada saat peak (jam sibuk) pasti lebih kenceng dibanding dengan unlimited office.

Bagaimana dengan bandwidthnya ?
Speedy menawarkan bandwidth up to 64/384 Kbps (uplink/downlink). "up to" sendiri ini adalah bahasa iklan, yang kalau diartikan secara harfiah adalah misalnya kita hanya dapet 10 kbps-pun gak bisa nuntut ke telkom. :)
lagipula
64/384 Kbps itu adalah kecepatan yang dijaminkan telkom dari modem sampai dengan BRAS. nah kalo setelah BRAS speednya menurun ya itu bukan tanggung jawab telkom. Terus lagi telkom rasanya tidak transparan dengan pembagian bandwidth. karena kita gak tau perbandingan bandwidth internasional dan IIX di end point berapa banding berapa (kalo 1:100 kan berabe).


Untuk teknologi ADSL itu sendiri sangat tergantung dari kualitas jaringan (kabel) telepon, jarak rumah dari sentral telepon (MDF) dan besarnya interferensi yang memengaruhi kecepatan transfer data. selain itu juga modem yang kita gunakan kalo gak cocok sama DSLAM dijamin speednya gak bakalan maksimal. diskusi mengenai hal ini bisa dilihat di Pojok Kang Onno.


terus terang saya sudah menggunakan speedy sejak awal tahun 2006 kemarin. Awalnya sih kunceng banget baik siang maupun malam, tapi makin kesini kok makin lambat saja terutama sejak bulan november 2006. mungkin karena pelanggannya yang terus bertambah di seluruh indonesia, sedangkan bandwidth internasionalnya hanya 1,3 Gbps. bayangkan b/w sesempit itu untuk melayani seluruh indonesia. dampak langsungnya bisa dirasakan kalo siang yang notabanenya banyak pelanggan speedy yang ngakses ya jadi amburadul deh tuh koneksi.

belum lagi masalah billing speedy yang kadang - kadang suka ngaco. banyak pelanggan dan x-pelanggan yang mengeluh overquotanya besar skali, padahal dia gak ngerasa download macem - mace. kalo dari pihak telkom sudah pasti akan menyalahkan pelanggan dengan menuduh di komputer pelanggan ada trojan-lah, ada virus-lah dll. tapi coba kita telusuri lagi dari sisi pencatatan pemakaian quota. nah secara gak sengaja saya menemukan "bug" di sistem billing ini. dengan menggunakan script sederhana yang di inject ke database telkom saya bisa bikin quota ter-reset menjadi 0. hal ini pastinya bikin quota gak habis - habis. begitu juga sebaliknya, kalo saya mau "jahat" sama pelanggan speedy yang lain tinggal di"fitnah" aja tuh databasenya, seolah - olah target sudah menghabiskan quotanya. Ajaib kan ?



No comments: