Wednesday, July 2, 2008

"Kawasan Terang" PLN yang "Gelap"

Di postingan saya sebelumnya terpapar jelas bahwa ketika itu General Manager PLN bapak Budiman Bachrulhayat menciptakan kawasan terang PLN di daerah Kelurahan Garuda, Kecamatan Andir, Bandung. Kawasan terang ini tercipta karena masyarakatnya mampu menghemat pemakaian listrik dibawah rata - rata pemakaian listrik nasional yang berdasarkan tingkatan daya. Ketika itu juga pak Budiman dengan semangat memaparkan pentingnya untuk melakukan gerakan hemat pemakaian energi listrik. Tentunya saya berpikir, karena masyarakat daerah sini sudah berhemat dan sudah diresmikan sebagai kawasan terang PLN, sepertinya mendapat "jaminan" bahwa tidak akan ada lagi pemadaman listrik di kawasan ini. Coba anda lihat di kata kawasan TERANG.


Ternyata hal tersebut tidak terbukti, ternyata pada hari senin, 30 Juni 2008 pemadaman bergilir terjadi lagi di kawasan ini. Berita mengenai pemadaman selengkapnya dapat dibaca disini. Jadi kalo tetep mati lampu juga apa gunanya diciptakan "kawasan terang" oleh PLN ? Percuma saja bukan ? Pastinya. Sepertinya tidak ada bedanya antara kawasan yang sudah berhemat dan kawasan yang belum berhemat. Keduanya masih mendapatkan jatah pemadaman bergilir oleh PLN.

Ada cerita yang agak miris untuk didengar, sewaktu pak GM PLN berkunjung ke balai pertemuan Kelurahan Garuda, Kecamatan Andir. Sebenarnya waktu itu di kawasan itu seharusnya mendapatkan jatah pemadaman bergilir, tapi nyatanya tidak jadi padam gara - gara kunjungan bapak General Manager. "Gak lucu dong mas, masa' pak GM kesini terus listriknya mati. Bisa habis dia diprotes warga sini nantinya" begitulah kira - kira ucapan yang saya dengar dari salah satu karyawan PLN UPJ Bandung Barat yang saat itu hadir juga di venue.

Jadi, kok kayaknya kita sedang mendengarkan "dongeng" ketika PLN bernafsu untuk menjadikan rasio elektrifikasi 100% seluruh Indonesia di tahun 2020. Betapa tidak, coba anda pikir sendiri. PLN dengan semangat memasang jaringan listrik sampe ke pelosok nusantara, tapi di sisi lain PLN tidak menambah kapasitas pembangkit listriknya. Jadinya yang terjadi sekarang adalah defisit listrik. Seharusnya PLN jangan terlalu bernafsu mengejar rasio elektrifikasi 100%, tetapi yang harus dijaga PLN adalah rasio jumlah pelanggan dengan kapasitas pembangkit listrik yang ada. Gak usah dipaksain deh kalo gak mampu ... iya kan ??? Daripada duitnya dikorupsi oleh pejabat - pejabat PLN, mendingan dikumpulin buat bikin pembangkit listrik.
:P

No comments: