Wednesday, July 22, 2009

Demi Keuntungan Maksimal, Perusahaan Ekspedisi Sapi Mengabaikan Keselamatan

Apa jadinya jika sekelompok orang demi keuntungan yang maksimal telah lalai dalam memerhatikan keselamatan dirinya dan orang lain di jalan tol. Ini adalah kejadian nyata, betapa kelalaian sekelompok orang telah mengakibatkan kecelakaan fatal di jalan tol Purbaleunyi Pada hari Selasa, 21 Juli 2009 dini hari. Rekonstruksi kejadian diperoleh dari keterangan saksi, korban serta fakta - fakta dari lapangan.

Pada tanggal 20 Juli 2009 pukul 23.00 saya mengantarkan saudara pulang ke jakarta. Sengaja saya memilih tengah malam karena menghindari kemacetan dan penumpukan kendaraan di tol purbaleunyi dan cikampek setelah long weekend. Sebelum berangkat saya sudah mengecek kondisi mobil dalam keadaan prima. Saya pergi ditemani oleh Fajar Arrozaq karena jika mengantuk bisa mengemudi bergantian. Selama saya mengemudi di tol purbaleunyi tidak ada masalah, meskipun keadaan sangat gelap dan kondisi jalan tol yang sepi. Nah sampai jalan tol cikampek sekira pukul 00.05 di daerah sekitar bekasi saya bergantian mengemudi dengan Fajar, karena ketia itu posisi saya agak mengantuk.

Pukul 01.00 saya tiba di rumah saudara di komplek POLRI Munjul, Cibubur. Setelah sedikit mengobrol, sekira pukul 01.30 saya pamit untuk kembali pulang ke Bandung. Ketika itu Fajar masih di posisi sebagai pengemudi. Sekira jam 02.05 di km 59 saya berhenti di tempat peristirahatan untuk makan. Sekira pukul 02.50 saya kembali melanjutkan perjalanan ke Bandung.

Karena pada saat itu kondisi jalan tol purbaleunyi sepi, kami hanya mengemudikan mobil dengan kecepatan 80-100 km/jam. Saya dan Fajar hanya mengobrol sambil mendengarkan CD. Tiba - tiba sekira pukul 03.30 saya kaget melihat sesosok benda besar berwarna cokelat melintang di tengah jalan tol. Tanpa sempat menghindar, meskipun sempat mengerem, mobil yang kami kendarai menabrak benda tersebut. Ketika itu mobil oleng ke sebelah kiri namun masih dapat dikendalikan. Perlahan - lahan Fajar menepikan mobil ke bahu jalan.

Seketika itu juga kami beristighfar dan segera keluar mengecek kondisi mobil. Ternyata bemper mobil depan sebelah kanan rusak parah dan ban mobil sebelah kanan depan sobek dan rusak. Otomatis kami tidak bisa melanjutkan perjalanan. Ketika itu saya berusaha untuk menghubungi Jasa Marga, namun tidak ada yang mengangkat. Fajar juga menghubungi teman di Bandung untuk mencoba menghubungi PJR, karena waktu itu kondisi baterai HP sama - sama tinggal sedikit.

Suasana ketika itu sangat gelap dan sepi. Dari kejauhan saya melihat truk sapi berwarna putih sedang menepi di bahu jalan. Saya menghampiri tempat kejadian untuk mengetahui benda apa yang baru saya tabrak. Nah ternyata setelah di dekati benda itu adalah seekor sapi. Ya, sapi yang sudah mati tersebut melintang tepat di tengah jalan. Mungkin karena daerah disitu agak menikung dan menurun serta tidak ada penerangan, 15 menit kemudian sebuah sedan baleno menabrak bangkai sapi yang sama. Posisi bangkai sapi memang sangat membahayakan, namun lebih membahayakan lagi karena pihak Jasa Marga belum ada yang datang untuk mengamankan lokasi kejadian.

20 menit kemudian sekira pukul 04.05 barulah PJR dan Jasa Marga datang membawa bantuan. Bangkai sapi disingkirkan ke luar jalan tol dan mobil kami di derek ke pintu tol sadang. Si Pengemudi truk kemana ? Dia malah sibuk menenangkan sapi yang masih tersisa di truknya dan berusaha untuk melanjutkan perjalanan tanpa mengindahkan sapi yang telah jatuh. Sungguh sebuah tindakan pengecut.

Ketika kendaraan kami di derek ke pintu tol Sadang, saya melihat sebuah mobil xenia di km 77 juga mengalami kecelakaan menabrak sapi. Sampai di pos PJR sadang kami menunggu sambil menenangkan diri. 1 Jam kemudian datang mobil daihatsu xenia yang di derek. Rusaknya parah banget, mesin mobil sudah tidak berbentuk karena penyok ke dalam. Pengemudi kendaraan naas tersebut bernama Rudi. Kami mengobrol panjang sampai pagi mengenai peristiwa tersebut.

Pagi harinya datang lagi sebuah mobil taft yang di derek rusaknya juga parah, tapi si empunya mobil langsung menderek ke bengkel terdekat. Nah tidak lama setelah itu datang lagi mobil derek yang membawa mobil sedan Timor yang rusak parah. Menurut pemiliknya yang ketika itu selamat, ia menceritakan bagaimana ketika menabrak sapi yang melintang di KM 74 dari arah Bandung menuju Jakarta mobilnya sampai terguling dan terseret sejauh 200 meter. Untungnya selamat dan tidak mengalami luka meskipun kondisi mobil sudah rusak parah. Ia juga menceritakan bahwa ada sebuah mobil kijang yang menabrak sapi dan terjun ke jurang.

Kami ber-3 korban dari sapi lepas menunggu sampai siang. Akhirnya mobil kijang LGX berwarna merah yang terjun ke jurang berhasil di evakuasi ke pos PJR sadang. Ternyata pengemudinya juga selamat dari kecelakaan fatal tersebut meskipun menderita luka ringan. Siang itu juga sebuah mobil kijang innova datang di derek karena menabrak sapi di km 74. Jadi korban yang berkumpul siang itu berjumlah 5 buah mobil :
  1. Kijang innova yang dikendarai oleh saya
  2. Daihatsu xenia yang dikemudikan oleh Rudi
  3. Sedan Timor yang dikemudikan oleh Bapak dari Angkatan Darat
  4. Kijang Innova yang dikendarai oleh supur dari perusahaan angkutan parahyangan
  5. Kijang LGX yang dikendarai oleh pak Yunus seorang diri. (ini masuk jurang)
Berikut ini lokasi kejadian tersebut :

Klik untuk memperbesar gambar

Berikut ini adalah foto mobil korban :

Berikut ini foto Truk bermuatan sapi :
Bayangin, sapi segede gajah dari australia melintang di tengah jalan

Siangnya pengurus dari ekspedisi sapi yang berasal dari Australia tersebut datang. Sayangnya orang tersebut menolak untuk bertanggung jawab saat itu juga karena ia hanya disuruh bos-nya untuk meninjau korban. Tanpa itikad baik orang yang mengaku bernama Husni dengan nomor telepon 08129458017 perwakilan dari perusahaan Sinatra Dewa Samudera yang beralamat di Jl. Swasembada No. 15 Tanjung Periok Jakarta Utara langsung pergi meninggalkan kami tanpa kejelasan.

Beberapa hal yang saya sesalkan dari kejadian ini adalah :
  1. Si pemilik sapi (importir) dan pemilik ekspedisi (pengirim sapi) tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan.
  2. Perusahaan ekspedisi pengirim sapi (Sinatra Dewa Samudera) tidak melakukan pengamanan yang benar, sapi tidak diikat, tidak diberi bambu pembatas dan penutup atap. Sopor dan kenek hanya sebatas menaikkan sapi kedalam truk fuso.
  3. PT. Jasa Marga mengizinkan truk bermuatan sapi terbuka tanpa pengamanan yang lengkap memasuki area tol Purbaleunyi.
  4. PT. Jasa Marga lambat menangani laporan sehingga jatuh korban di tempat yang sama.
  5. PT. Jasa Marga tidak memasang penerangan yang cukup, sehingga jika malam hari kondisi jalan tol sangat gelap dan membahakan apalagi jika turun kabut.
  6. Kelalaian sapi lepas di jalan tol ini sudah sangat sering, namun PT. Jasa Marga tidak mengambil tindakan nyata sehingga kejadian ini kembali terulang. Seharusnya PT. Jasa Marga melarang semua kendaraan bermuatan yang membahayakan untuk masuk tol.
Saya harap kejadian serupa tidak akan terulang dikemudian hari. Untuk itu, PT. Jasa Marga harus melarang semua kendaraan bermuatan berbahaya untuk masuk kedalam tol. Kecelakaan ini terjadi walaupun ditempat yang berbeda, namun kejadiannya sama pada pukul 03.30.

No comments: