Friday, June 6, 2008

Silaturahmi Pejabat PLN Distribusi Jabar - Banten

Bertempat di aula Kelurahan Garuda, Kecamatan Andir pada tanggal 6 Juni 2008 kemarin saya menghadiri acara silaturahmi pejabat PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten dengan warga di kawasan kelurahan Garuda, kecamatan Andir, Bandung. Acara yang seharusnya dimulai pukul 13.00 wib ini agak sedikit molor sampai ke pukul 14.00 hmm ... apa memang budaya "ngaret" yang sudah menjadi image rakyat Indonesia tidak bisa dihilangkan ? Rasanya sih malu kalo lihat bangsa Jepang yang sangat menghargai waktu.


Oke, acaranya sih biasa aja. Diawali dengan seremonial berupa sambutan dari pejabat PLN beserta pejabat dari lingkungan kelurahan. Pertengahannya diisi dengan pemaparan dari Bapak GM PLN area pelayanan Jabar dan Banten disertai sesi tanya jawab. Akhirnya ditutup dengan penyerahan penghargaan kepada Masjid Jami' Garuda dan Masjid Al-Madaniyah yang dinilai telah berhasil menyosialisasikan kebiasaan untuk berhemat listrik kepada masyarakat sekitar.



Penyerahan penghargaan

Tentu sesi tanya jawab dengan Bapak General Manager tidak saya sia-siakan, ada beberapa hal yang saya tanyakan, diantaranya :
  1. PLN kan selama ini selalu mengkampanyekan gerakan untuk berhemat listrik, tapi tidak dijelaskan bagaimana caranya secara spesifik. Seperti yang kita tahu bahwa perangkat elektronik yang kita pakai bisa dikategorikan kedalam 3 jenis. Rangkaian resistif, rangkaian kapasitif dan rangkaian induktif. Pasti dong upaya penghematan untuk ketiga kategori perangkat tersebut sangat berbeda satu dengan lainnya.
  2. Saya juga menanyakan tentang cos phi yang tidak dihitung dalam kalkulasi perhitungan daya (watt), karena saya lihat perhitungan yang digunakan untuk sosialisasi hemat energi listrik hanya P = V x I
  3. Mengenai kebenaran alat yang diklaim bisa menghemat listrik sampai 40%, padahal isinya cuman capasitor bank. Apakah benar bisa memperbaiki cos phi ?
  4. Mengenai visi PLN tentang rasio elektrifikasi 100% di seluruh indonesia ditahun 2020, apakah itu mungkin tercapai, sedangkan kapasitas pembangkit listrik saja masih minim.
  5. Mengenai pemadaman bergilir yang sering terjadi saat ini.
hehehe ... banyak banget kan ... pastinya ... bapak GM pun agak kewalahan ngejawabnya, sayangnya beliau hanya memberikan jawaban yang bersifat general (baca:diplomatis) jadi kayaknya saya agak kurang puas dengan acara itu. Agak mikir juga sih, apakah acara itu diselenggarakan untuk meredam amarah dan menyenangkan hati warga kelurahan Garuda, kecamatan Andir yang sering banget aliran listriknya tiba - tiba mati karena PLN defisit listrik beberapa pekan terakhir ini.

Sayangnya dalam acara kali ini tidak ada pembagian lampu hemat energi gratis, padahal itu sudah menjadi program PLN sebagai konsekuensi terhadap pemberlakuan tarif multiguna untuk pelanggan R3 dengan daya 6600VA ke atas.

Overall sih misi acara ini tercapai, yaitu mengajak masyarakat untuk berhemat dalam menggunakan energi listrik. Berhemat bukan berarti menurunkan produktivitas. Berhemat bukan berarti pelit ...

Ayo kita dukung PLN dalam gerakan hemat pemakaian listrik.


*PS :
Fotonya agak jelek karena diambil dari kamera PDA.

Tuesday, June 3, 2008

Lagi, Penebangan Pohon di Bandung

BRUAAAKKK ... Suasana di depan rumah saya tiba - tiba ramai dan lalulintas terlihat macet. Ternyata ada penebangan pohon yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan kota Bandung. Sore itu, pohon Angsana yang sudah berusia 30 tahun lebih akhirnya ditebang. Alasannya sederhana, "pohonnya sudah tua pak dan terlihat mengering". Memang kalau saya perhatikan kondisi pohon tersebut sudah tidak ada daun yang tumbuh dan menutupi ranting - rantingnya. Tapi bukankah suatu hal yang wajar sebuah pohon akan meranggas (menggugurkan daunnya) ketika musim kemarau tiba. Apalagi dengan pergeseran musim yang terjadi 10 tahun terakhir ini membuat metabolisme tumbuhan agak "bingung"



Setelah pohon tersebut rubuh, saya memerhatikan inner-core batang pohon tersebut. Terlihat masih basah dan segar, menandakan bahwa pohon Angsana tersebut masih hidup! Saya lalu menemui penanggungjawab penebangan pohon tersebut, saya tunjukkan fakta - fakta bahwa pohon yang mereka tebang sebenarnya masih hidup. Dengan entengnya dia menjawab "mau gimana lagi pak, sudah terlanjur ditebang" Apaa ??? Jawaban macam apa itu ? Ini jelas membuktikan bahwa orang - orang tersebut tidak memiliki pengetahuan tentang tumbuhan yang mereka tebang. Artinya berapa banyak pohon di kota Bandung yang ditebang sia - sia karena dianggap "mati".





Rasanya saat ini sulit sekali menemukan jalanan yang diselah kanan dan kirinya rimbun ditumbuhi oleh pepohonan yang subur. Sepertinya suasana rimbun yang dulu pernah disandang kota Bandung sedikit - sedikit mulai memudar. Saya ingat ketika masih bersekolah di bangku SD dahulu orang tua saya selalu menekankan pentingnya menjaga lingkungan dan menghargai pepohonan yang tumbuh disekitar kita. Tapi sepertinya hal itu tidak mnjadi bahan pertimbangan mendasar saat ini. Coba anda rasakan sendiri berjalan sepanjang jalan suci, pepohonan yang rimbun ketika itu terpaksa ditebang demi melebarkan ruas jalan.

Palingan juga yang banyak saya temui adalah taman portable yang banyak saya temui di persimpangan jalan. Tanaman yang kecil itu membutuhkan penanganan yang ekstra, salah sedikit bisa mati sia - sia. Hmm ... apakah penebangan pohon di kota Bandung akan terus berlanjut ?