Tuesday, October 28, 2008

Momentum Sumpah Pemuda



Tepat 80 tahun yang lalu di sebuah tempat yang punya ngaran Oost-Java Bioscoop, Waltervreden (sekarang Jakarta). Dikumandangkan teks Sumpah Pemuda yang merupakan hasil dari kongres pemuda II. Isinya :

SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928


Banyak cara yang dilakukan baik oleh para pemuda sendiri maupun dari kalangan birokrat untuk memeringati hari sumpah pemuda kali ini. Salah satu contohnya Gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat yang melakukan aksi tulis pesan. Atau Telkom dengan web pemudabersuara.com -nya.

Tentu pemuda memiliki peranan penting bagi negara Indonesia tercinta ini, hanya saja sekarang pertanyaannya apakah pemuda dipandang mampu oleh generasi tua ? apakah pemuda sanggup mengemban tanggung jawab tersebut ?


Pranala luar :

Monday, October 20, 2008

SNR, SNR Margin, Line Attenuation, Attenuation Margin

Postingan asli ada di :
http://opensource.telkomspeedy.com/forum/viewtopic.php?id=3657

Tabel 1: Klasifikasi SNR_Margin (Signal-to-Noise Margin)
-------------------------------- Makin TINGGI makin BAIK
--------------------------------------------------------
29,0 dB ~ ke atas = Outstanding (bagus sekali)
20,0 dB ~ 28,9 dB = Excellent (bagus) • Koneksi stabil.
11,0 dB ~ 19,9 dB = Good (baik) • Sinkronisasi sinyal ADSL dapat berlangsung lancar.
07,0 dB ~ 10,9 dB = Fair (cukup) • Rentan terhadap variasi perubahan kondisi pada jaringan.
00,0 dB ~ 06,9 dB = Bad (buruk) • Sinkronisasi sinyal gagal atau tidak lancar (ter-putus²).
--------------------------------------------------------

Tabel 2: Klasifikasi Line Attenuation (Redaman pada Jalur)
---------------------------------- Makin RENDAH makin BAIK
----------------------------------------------------------
00,0 dB ~ 19,99 dB = Outstanding (bagus sekali)
20,0 dB ~ 29,99 dB = Excellent (bagus)
30,0 dB ~ 39,99 dB = Very good (baik)
40,0 dB ~ 49,99 dB = Good (cukup)
50,0 dB ~ 59,99 dB = Poor (buruk) • Kemungkinan akan timbul masalah koneksi (tidak lancar, dsb).
60,0 dB ~ ke atas = Bad (amburadul) • Pasti akan timbul banyak gangguan koneksi (sinyal hilang, tidak bisa connect, dsb).
----------------------------------------------------------

WARNING + Marning
! Lewati posting ini kalau tidak betah membaca !
* Isinya ditujukan hanya bagi yg belum tahu dan ingin tahu * wink
! You have been warned ! tongue


A. PENGANTAR SINGKAT
A1. Apa tujuan posting ini?
• Bagi yg merasa ada masalah dgn performa koneksi broadband-nya dan telah posting message namun belum sempat mendapatkan respon, anda dapat mencoba melakukan analisa pendahuluan sendiri dgn memanfaatkan ke dua tabel di atas sembari menunggu masukan dari member lainnya.
Keduanya berisi klasifikasi generik atas dua parameter penting yg sering dipergunakan profesional komunikasi data untuk memeriksa kondisi umum jaringan sebelum menentukan langkah penelusuran lebih lanjut.
• Posisi posting ke dua tabel di taruh di bagian awal dgn maksud supaya mudah di lihat sekaligus kalau suatu hari diperlukan, sedangkan keterangan singkat dan contoh sederhana disertakan pada bagian setelah ini.

A2. Di mana nilai SNR_Margin (SNRM) dan Line Attenuation (LA) dapat diperoleh?
Jika mode pemakaian modem menggunakan PPPoE/PPPoA (alias Routing Mode, atau tidak di-Bridge), nilai SNRM dan LA dapat diketahui melalui halaman manajemen (web management interface) modem/router ADSL masing².
Biasanya pada bagian yg berkaitan dgn "Statistic", "Diagnostic", "Connection Log", "DSL Status", dan semacamnya.

Kalau di-Bridge, anda harus masuk ke modem/router melalui fasilitas Telnet dan memakai instruksi² CLI (Command Line Interface) untuk menampilkan data/informasi yg diinginkan. Detail dan syntax perintah mungkin berbeda untuk tiap merk dan model (karena perbedaan chipset, firmware, dsb).
Lihat user manual dan/atau handbook CLI yg diterbitkan pembuat modem/chipset/firmware.
Tip: Kalau tidak mau repot, reset modem/router-nya dan connect kembali dgn mode Router atau Bridge+Route (PPPoE/PPPoA), pokoknya asal jangan mode Bridge murni.

A3. Contoh kasus: Koneksi sering terputus, lambat, tidak bisa connect, dsb.
Bila perolehan nilai SNRM dan LA kita ternyata pada level cukup untuk memperoleh koneksi yg normal, kemungkinan letak sumber masalah bisa diredusir dgn [untuk sementara] mengesampingkan hal² yg berkaitan langsung dgn komponen primer pada infrastruktur jaringan, baik itu primary hardware kita sendiri ataupun milik provider.

Yang namanya "komunikasi" selalu melibatkan lebih dari satu partisipan (minimal dua). Sepanjang jalur (medium) komunikasi-nya oke, bila ada kelambatan atau hambatan lainnya, bisa jadi disebabkan karena masalah "persepsi" (kompatibilitas software, perbedaan protokol komunikasi, dsb). Ini menyebabkan message (isi pesan yg hendak dikomunikasikan) harus di-retransmit ber-ulang²; dan pihak penerima otomatis harus decoding/recoding ber-ulang² juga -- terjadilah perlambatan, atau malah gagal sama sekali karena kedua partisipan akhirnya "menyerah" (berhenti bertukar sinyal/data). Di mata user hal tsb sama dengan koneksi lambat (karena tersita pengulangan proses transmisi), atau gagal connect (tujuan koneksi tidak tercapai). Kita bisa lihat dalam kasus ini permasalahannya tidak pada gangguan medium namun lebih pada "tata-cara" berkomunikasi.

NOTE:
Bagi yg masih awam dgn dunia teknologi informasi, bila anda belum dapat menangkap maksud tersembunyi dari berbagai analogi yg terkandung dalam paragraf di atas, sekedar beberapa keterangan singkat berikut ini mungkin bisa membantu.

Protocol: Browsing, Download, Chatting, Transfer File, dan berbagai bentuk kegiatan lainnya via Internet, dapat terselenggara berkat adanya standar "tata-cara berkomunikasi" yg disebut "protocol" dan "sub-protocol". Tanpa standarisasi aturan tsb berbagai macam mesin tidak akan dapat saling berhubungan atau mengerti apa yg harus dikerjakan.

Coding/Decoding: Sinyal (code) dan Data (informasi) harus disampaikan dalam format, susunan dan ukuran yang "telah disepakati", dalam arti "dimengerti" oleh semua pihak/perangkat yg terlibat.

Transmit/Re-transmit: Sinyal & Data boleh (dan harus) dikirim ulang jika penerima melaporkan apa yg telah diterimanya sampai saat itu tidak/belum sesuai dgn segala yg telah disepakati ketika pertama kali kontak (handshake). Tergantung bagaimana penulisan kode software-nya, frekuensi & format transmisi dapat berubah. Frekuensi bisa dipercepat atau diperlambat. Format bisa dipendekkan, dipanjangkan, dirubah bentuk dan/atau susunannya, dsb.

• Di antara Pengirim (initiator) dan Penerima (receptor) bisa terdapat lebih dari satu Perantara (mediator). Salah satu mediator itu misalnya adalah mesin yg secara generik disebut Router -- tugasnya memilih/menganalisa/memformat-ulang/menyampaikan bit² yg melaluinya ke pihak berikutnya (yg bisa merupakan Router atau mesin jenis lainnya). Setelah pesan diterima, receptor wajib memberitahu initiator bahwa pesan telah diterima dgn baik (ACKnowledge). Jalur yg harus dilalui [biasanya] sama dng jalur pengiriman, namun tidak tertutup kemungkinan mempergunakan jalur lain (bisa lebih jauh atau lebih dekat). Ada bermacam jenis Router. Mediator jenis lain misalnya adalah Proxy, Switch, dsb.

• Bila Sinyal dan/atau Data yg dikirim initiator -- sengaja atau tidak -- berisi kode² yg "tidak dikehendaki" oleh penerima (atau mediator), komunikasi sangat mungkin akan diputuskan. Alamat pengirim akan dicatat, dan transmisi selanjutnya dari sumber tsb tidak akan diproses.
Mengapa anda tidak bisa connect, atau connect-nya tidak lancar, padahal jalur komunikasi oke?
Apakah komputer anda bersih dari malware?
Apakah kebetulan anda mendapat "identitas/alamat bekas" dari user lain yg sebelumnya telah di-filter?
Apakah di tengah jalan transmisi anda dialihkan ke mediator "gadungan" tanpa sepengetahuan anda?
Apakah ada aspek² tertentu pada receptor/mediator yg telah diubah pemiliknya oleh karena satu dan lain alasan sehingga "tidak seperti biasanya"?
Salah setting software?
Software lain berperilaku "egois" dan menghalangi komponen lainnya?


B. SNR_Margin (SNRM)
B1. Signal-to-Noise Ratio (SNR)
• SNR ialah Perbandingan (ratio) antara kekuatan Sinyal (signal strength) dengan kekuatan Derau (noise level).
• Nilai SNR dipakai untuk menunjukkan kualitas jalur (medium) koneksi.
Makin besar nilai SNR, makin tinggi kualitas jalur tersebut. Artinya, makin besar pula kemungkinan jalur itu dipakai untuk lalu-lintas komunikasi data & sinyal dalam kecepatan tinggi.
• Nilai SNR suatu jalur dapat dikatakan pada umumnya tetap, berapapun kecepatan data yang melalui jalur tersebut.
• SNR tidak sama dengan SNRM, namun keduanya saling berkaitan erat satu sama lainnya.
• Satuan ukuran SNR dan SNRM adalah decibel (dB) <-- logarithmic. Meskipun dituliskan dengan cara/nama (label) yg berbeda² (SNR, SNR Margin, Noise Margin, Margin, Receive Margin, dsb) pada tiap merk & model modem/router ADSL, yang dilapokan oleh alat itu sebenarnya adalah nilai SNRM, bukan nilai SNR [kecuali kalau disebutkan demikian secara spesifik pada manual peralatan].

B2. Signal-to-Noise Margin (SNRM) ialah:
1. Perbedaan (margin) atau Perbandingan Relatif antara Kekuatan Sinyal ADSL dengan Derau (noise) yang ada pada jalur komunikasi.
2. Perbedaan antara nilai SNR_Sebenarnya dari suatu jalur komunikasi dengan SNR_yg_Dibutuhkan oleh jalur tersebut supaya bisa dipakai untuk menyelenggarakan komunikasi pada suatu tingkat kecepatan tertentu.

Contoh:
Misalkan diketahui bahwa kecepatan sebesar 384 kbps membutuhkan tingkat SNR sebesar 20 dB.
Diketahui pula bahwa ternyata nilai SNR sebenarnya dari jalur yang dipakai tersebut adalah 45 dB.
Maka dapat dihitung bahwa nilai SNRM nya adalah 25 dB, yaitu
SNRM = SNR_Sebenarnya - SNR_yg_Dibutuhkan = 45 dB - 20 dB = 25 dB

Mengapa ketika kecepatan koneksi kita ditingkatkan dari 384 kbps menjadi 1000 kbps ternyata SNRM yang dilaporkan modem menurun, padahal perangkat koneksi dan perkabelan tidak ada yang diganti?
Misalkan diketahui bahwa kecepatan sebesar 384 kbps membutuhkan tingkat SNR sebesar 20 dB.
Diketahui bahwa ternyata nilai SNR sebenarnya dari jalur yang dipakai tersebut adalah 45 dB.
Diketahui pula bahwa untuk meningkatkan kecepatan dari 384 kbps menjadi 1000 kbps dibutuhkan peningkatan SNR dari 20 dB menjadi 30 dB.
Maka sekarang dapat dihitung bahwa nilai SNRM nya bukan lagi 25 dB melainkan 15 dB, yaitu
SNRM (1000 kbps) = SNR_Sebenarnya - SNR_yg_Dibutuhkan pada 1000 kbps = 45 dB - 30 dB = 15 dB
SNRM (384 kbps) = SNR_Sebenarnya - SNR_yg_Dibutuhkan pada 384 kbps = 45 dB - 20 dB = 25 dB

• Sebagian merk/model ADSL Modem/Router menunjukkan dua nilai SNRM:
DownStream SNRM dan UpStream SNRM.
DownStream SNRM menunjukkan nilai SNRM pada range frekuensi yg dipakai unt menghantarkan data/sinyal dari modem di DSLAM ke modem user (data masuk dari Internet).
UpStream SNRM adalah nilai SNRM pada rangkaian frekuensi yg dipakai unt mengirimkan data/sinyal dari modem user ke modem di DSLAM (data keluar menuju Internet).

• Pada umumnya, nilai SNRM terendah yang diperlukan supaya proses SYNCH (sinkronisasi frekuensi sinyal antara modem ADSL kita dengan modem di peralatan DSLAM) dapat berlangsung dengan lancar adalah ±6,0 ~ ±7,0 dB. Nilai inilah yang biasa dicantumkan oleh pembuat modem pada manual sebagai persyaratan minimal supaya modem mampu bersinkronisasi dengan perangkat penyelenggara layanan koneksi. Pada kenyataanya kondisi jaringan berbeda satu sama lainnya. Sebagian jaringan mungkin membutuhkan SNRM minimal sampai ±10 dB.

• SNRM hanya dapat diukur secara benar dari sisi pelanggan, yaitu dari soket telepon di mana modem kita hubungkan. Nilainya dapat -- dan kemungkinan akan -- berfluktuasi dari waktu ke waktu karena pengaruh interferensi sinyal radio, perangkat elektrik/elektronik lain di sekitar dan disepanjang jalur yang dilalui kabel tersebut, termasuk perubahan cuaca dan iklim.

TIPS:
1. Bersihkan soket telp. Air seni dan kotoran hewan lainnya akan menimbulkan oksidasi logam dan jamur yg membuat kelembaban meningkat.
2. Jangan taruh soket telp di lantai atau menanamnya di tembok yg lembab.
3. Hindari jaringan kabel telp yg banyak sambungan (di dalam maupun di luar rumah). Kalau perlu ganti dgn satu lajur utuh dari tiang telp sampai ke modem. Permintaan penggantian kabel dapat diajukan ke kantor Telkom setempat, biasanya dgn menghubungi nomer 117 (namun bisa segera dilaksanakan atau tidak tergantung persediaan kabel luar setempat).
Kabel listrik bertegangan tinggi yg melintang relatif dekat dgn jaringan kabel telp bisa menjadi sumber gangguan.
Pemasangan kabel yg ceroboh (kendor di terminal) juga akan menimbulkan masalah.
4. Jangan taruh telp atau memasang kabelnya terlalu dekat dgn sumber radiasi elektromagnetis (speaker, AC, dsb) dan sumber gelombang radio (microwave; antena in-door, wireless handset transceiver, dsb). Untuk perkabelan, beri jarak minimal ±30cm (1 feet); taruh lebih jauh lagi kalau ada sambungan kabel terbuka (segera dibungkus isolator).
5. Jangan meletakkan handphone yg dalam keadaan aktif dekat dgn perangkat komputer, apalagi modem! Ini cenderung selalu disepelekan ... rasakan sendiri akibatnya... tongue
6. Ganti trafo lampu neon tua, apalagi kalau sudah mengeluarkan bunyi.
7. Jangan meletakkan stabiliser [terutama stabilizer elektromekanis; stavol] dekat dgn perangkat komputer (kurang dari ±1 m).


C. Line Attenuation (LA)
• Nilai LA menunjukkan seberapa jauh kualitas sinyal dari/antara modem pelanggan sampai ke perangkat DSLAM di Sentral Otomat Telkom telah terdegradasi (melemah; menurun mutunya). Sama halnya dgn penurunan beda potensial (voltage) di ujung akhir akibat penggunaan kabel listrik yg terlalu panjang tanpa penguat.
• Faktor jarak sangat berperan. Yang dimaksud dgn "jarak" di sini adalah jarak total panjangnya kabel, bukan seberapa jauh rumah/kantor kita dari DSLAM dan/atau Sentral Otomat Telkom. Biarpun bangunan hanya terpisah tembok, rangkaian kabel telp bisa saja berputar dulu mengelilingi blok perumahan.
Makin jauh jarak modem anda dengan peralatan di DSLAM, makin tinggi nilai redamannya, alias makin buruk keadaannya (akibat makin tingginya jumlah sinyal yang hilang/teredam/melemah disepanjang jalur).
Makin rendah nilai LA, makin besar kemungkinan kita akan mendapatkan kecepatan koneksi yang lebih tinggi (karena kualitas sinyal relatif terjaga, tidak banyak teredam/hilang/melemah akibat panjangnya jalur yang harus dilalui).
• Selain panjang, diameter kabel (0,3~0,6 mm) juga berpengaruh, demikian pula dgn kondisinya (oksidasi, lembab/basah, sambungan kendor, banyak sambungan, dsb).

TIPS:
1. Periksa/test splitter dan/atau micro-filter.
Angkat gagang telp. Dengarkan suara nada pilih. Suara berdenging atau kemerosok di pesawat telp dapat menjadi salah satu indikasi kerusakan splitter. Kemudian tekan tombol 0 dan simak. Tak boleh ada suara apapun di sini.
2. Jangan pakai splitter bermutu rendah, karena malah lebih sering menimbulkan gangguan daripada melaksanakan tugas sebenarnya (memisahkan frekuensi rendah dgn frekuensi tinggi). Frekuensi Rendah unt dilalui sinyal analog (voice); Frekuensi Tinggi unt sinyal digital ADSL.
3. Radiasi elektromagnetik (EMI/EMR/EMP) yg diakibatkan oleh sambaran petir di dekat jaringan kabel Telkom, PLN, atau disekitar tempat tinggal kita, dapat merusakkan rangkaian elektronik splitter. Jika kekuatannya cukup besar, ekses akan tembus ke UPS/Stabilizer, pesawat telepon/PABX, modem/router, mainboard + peripherals komputer, dan peralatan elektronik lainnya.


CATATAN TAMBAHAN
• Parameter lainnya (seperti Transmit/Receive Power, dll) akan disusulkan kalau waktu dan tenaga menginjinkan serta sumber daya lain (quota bandwidth, dsb) masih tersedia.

• Permasalahan koneksi ADSL broadband TelkomSpeedy tidak hanya disebabkan oleh apa yg telah ditulis di atas. Cukup sering terdeteksi bahwa setelah di-trace ternyata bottle-neck (penyempitan) ada di network node milik SingTel Singapore (partner bisnis dari mana saat ini Telkom masih "kulakan" bandwidth).
Lagi, jika waktu & tenaga mengijinkan bla...bla...bla... -- dan tak ada kesulitan dgn fasilitas upload image yg disediakan forum -- hasil tracing dgn signal plotter akan saya sertakan di forum sbg bahan masukan tambahan.

• Telah lama diketahui bahwa pada jam² sibuk (peak hours; jam kantor; ±08:30~17:00~21:00WIB), mutu koneksi ADSL broadband TelkomSpeedy mengalami penurunan drastis akibat network congestion (kemacetan di jaringan akibat lalu-lintas pemakaian bandwidth melebihi kapasitas terpasang). Dalam hal ini jelas tak ada permasalahan teknis apapun pada semua perangkat yg terlibat (user, provider, dan partner komunikasi).
Sama seperti kemacetan lalu-lintas pada jam² sibuk di ruas² jalan utama Jakarta seperti Thamrin~Sudirman, GajahMada~HayamWuruk, dsb, yg hampir setiap hari membuat pusing warga Jakarta, keadaan infrastruktur jalanan sebenarnya relatif baik² saja. Hanya jumlah pengguna yg tidak seimbang dgn kapasitas yg ada.
Solusi: Berlangganan pada provider lain, unt dipakai sbg koneksi cadangan kalau jalur TelkomSpeedy sedang crowded bin letoy.
Sebagai contoh, saat ini ada penawaran berbagai macam paket (Rp160.000/259.000/350.000/625.000/900.000 per bulan) koneksi broadband di situs IndosatM2.
Periksa website ISP lainnya unt perbandingan. Perhatikan coverage area unt mengetahui apakah daerah anda tercakup dalam jangkauan servis mereka. Kirim e-mail atau telp unt minta informasi lebih lengkap.

• Beberapa peralatan/instalasi yg potensial menjadi sumber gangguan:
AC, kulkas, pompa air, kipas angin, microwave, oven elektrik, telp nirkabel (termasuk handphone), lampu fluorescent (neon), power adaptor, monitor, speaker, stabiliser elektro-mekanis, antena (segala jenis, termasuk built-in wireless antena pada laptop), pemancar radio di sekitar rumah, booster, alarm system, kabel listrik tua/terkelupas, dsb.

Segala peralatan yg membangkitkan/merubah frekuensi memiliki potensi menjadi sumber gangguan -- tergantung cara pemakaian peralatan tsb oleh penggunanya, instalasi, jarak serta orientasi-nya terhadap perangkat koneksi ADSL (milik user dan/atau milik provider).

Tidak jarang terjadi kondisi perangkat kita (user & provider) sebenarnya baik² saja, namun sumber interferensi-nya yg terlalu besar sehingga mengacaukan operasi normal perangkat tsb. Atau, perangkat kita yg ternyata beroperasi pada kondisi pas²-an (terlalu dekat dgn margin error) sehingga rentan terhadap perubahan sekelilingnya. Dalam keadaan seperti itu, gangguan sedikit saja sudah mampu mengacaukan keadaan yg sebelumnya tampak "normal²" saja.

• Hasil Ping hanya menunjukkan Latency antara satu atau lebih titik koneksi, tidak bisa dipakai sendirian begitu saja unt menggambarkan kualitas jaringan. Latency (round-trip time) diukur dari Pengirim > Penerima > Pengirim (dari Sumber sinyal, ke Penerima, balik lagi sampai ke Pengirim). Kalau hasil ping jelek, tidak selalu berarti kualitas jaringannya yg jelek. Bisa jadi si penerima "sedang-terlalu-sibuk" (over-loaded; over-burdened) unt memberikan respons -- meskipun bisa berarti juga "under-performance", misalnya karena salah instalasi dan/atau spesifikasi platform. Atau sinyal ping corrupt di tengah jalan.
Masalah jaringan terlalu kompleks unt bisa dipecahkan/dianalisa hanya dgn satu alat ukur; apalagi jaringan global semacam InterNet[works]. Dan 100 alat ukur boleh dipakai dgn cara bagaimanapun, sepanjang "meteran" tsb tidak dikalibrasi, hasilnya tidak akan pernah akurat.

Jadi tidak perlu posting hasil ping sampai puluhan baris. Cukup beberapa baris saja (dgn packet size standar, 32 Bytes).
Pelajari baik² cara penggunaan suatu network tool (ping, traceroute, netsh, whois, netperf, ttcp, dsb) supaya kita jangan sampai salah kena tuduh sbg "pengacau"... tongue
Misalnya, ping berkali² ke suatu server/situs dalam jangka waktu pendek bisa diartikan sbg flooding ataupun attack.

Atau posting ping result secara tidak relevan & ber-ulang² di forum... itu bisa diartikan sbg spamming ... [walaupun aslinya mungkin dilakukan karena masalah tidak/belum tahu saja]. Seribu baris ping result di-posting di forum sekalipun tidak bakal merubah keadaan, hanya akan "mengotori" rumah sendiri, ... toh bukan kita yg punya TelkomSpeedy, tak iyyae? wink


GLOSSARY
Marning = Jagung goreng, keras seperti beras mentah (mungkin lebih tepat unt konsumsi kuda drpd homo sapiens ...) big_smile
Kulakan [bhs Jawa] = beli untuk dijual lagi
EMI = ElectroMagnetic Interference (gangguan elektro-magnetis; berbahaya unt semua jenis peralatan elektronik).
Latency (round-trip time) = Total waktu yg diperlukan suatu sinyal unt menuju ke sasaran dan kembali lagi ke pembangkitnya.

Tuesday, October 14, 2008

Speedy 1 mbps itu ....


Anda tentu masih ingat ketika Speedy meng-upgrade layanannya dari up to 384 kbps menjadi up to 1 mbps pada tanggal 20 Mei 2008 lalu. Namun sayangnya banyak orang yang tidak mengerti atau bahkan terjebak dengan jargon 1 mbps tersebut. Apalagi dalam iklan, visualisasi yang ditampilkan terasa mengada - ada alias tidak masuk akal. Ditambah tidak adanya penjelasan bahwa 1 mbps adalah speed yang dijamin oleh telkom dari modem sampai BRAS. Entah karena bahasa iklan atau memang telkom dalam iklannya enggan mencantumkan keterangan tersebut.

Nampaknya iklan tersebut mampu mendongkrak popularitas dan penjualan speedy dari bulan juni 2008 sampai sekarang. Belum lagi ditambah dengan gimmick yang menarik seperti bebas usage dari pukul 20.00 - 08.00 untuk divre 2, gratis biaya abonemen bulan pertama dan diskon 40% abinemen di 3 bulan berikutnya untuk divre 3 dan masih banyak lagi.

Kenyataannya layanan internet broadband speedy adalah layanan internet shared. Tidak seperti layanan astinet yang merupakan produk internet dedicated, kecepatan speedy bervariasi dari waktu ke waktu di berbagai daerah. Untuk itulah telkom menambahkan kata ajaib "up to". Eits ... up to ini ternyata bukan speed up to di global internet, melainkan speed up to dari modem sampai BRAS. Kalau dikaji lebih dalam lagi ternyata sangat merugikan pelanggan. Kenapa ? Karena seandainya link internet global yang dimiliki telkom putus, namun pelanggan masih dapat terkoneksi dengan baik ke BRAS dengan kecepatan 1 mbps telkom sudah memenuhi kewajibannya dan pelanggan wajib membayar tagihan. Artinya pelanggan akan tetap dikenai tagihan full walaupun internetnya mati. Luar biasa bukan ?

Saat ini banyak pelanggan speedy yang mengeluhkan lambatnya akses di jam - jam tertentu dan mengeluhkan kenapa speednya tidak pernah tembus 1 mbps. Nah karena saya tinggal di Bandung, kali ini saya akan membahas menggunakan data - data dari divre 3. Berikut ini adalah grafik MRTG di BRAS-LBG-D3 Bandung.


Klik untuk memperbesar gambar

Sekarang jelas kan ... grafik tersebut di atas semua adalah fakta dan tidak ada rekayasa sama sekali. Karena speedy bersifat shared maka akan sangat tergantung dari :
  1. Jatah bandwidth yang diberikan per-divre (dipecah lagi kedalam setiap BRAS)
  2. Jumlah pelanggan
  3. Concurrent user di jam tersebut.
Seharusnya telkom mampu mempertahankan kecepatan dengan memperhitungkan rasio jumlah pelanggan dan jatah bandwidth yang disediakan. Sayangnya jika jatah bandwidth tetap sedangkan pelanggan bertambah terus maka yang terjadi adalah speed akan semakin lambat.

Jadi, kenalilah produk yang anda gunakan dan pahamilah sebelum anda menggunakannya. Jangan sampai anda kecewa karena ekspektasi yang berlebihan terhadap produk tersebut.

Sunday, October 12, 2008

Ternyata ... Pacar Posesif Itu NYATA !!!

Dimana ?
Ngapain ?
Sama Siapa ?
Sepertinya penggalan iklan salah satu produk rokok terkenal di Indonesia ini seakan mewakili perasaan orang - orang yang memiliki pacar posesif. Pacar posesif tidak terlepas dari tumbuhnya perasaan cinta yang posesif. Cinta yang posesif itu bukan cinta yang mendewasa. Bagi pelakunya, dapat dikatakan masih kekanak-kanakan dengan menuntut pasangannya untuk menjadi seperti yang diharapkannya, tanpa memberikan ruang untuk berkembang secara original & genuine. Posesif dapat diartikan sebagai reaksi yang berlebihan atas hal-hal yang wajar. Posesif muncul ketika sikap “perhatian” dinilai berlebihan, baik oleh lawan pasangan atau oleh lingkungan. Perbedaan dengan over protective adalah konteks relasinya, dimana over protective lasimnya ada dalam relasi antara anak dan orang tua. Sikap ini berpotensi muncul di awal-awal masa pacaran sebagai bentuk usaha untuk memaknai rasa “saling memiliki”. Trauma atau pengalaman buruk di masa berpacaran yang sebelumnya dapat memicu muncul dan berkembangnya sikap posesif. Misalnya, pengalaman dikhianati atau ditinggal selingkuh pasangannya. Karenanya, yang bersangkutan menjadi posesif dengan harapan pengalaman traumatis di masa lalu tidak berulang kembali.

Kesenjangan yang mencolok antar pasangan dapat pula memicu sikap posesif. Misalnya, seorang pria yang ”chasing”nya biasa saja, namun memiliki pacar seorang putri yang cantik jelita. Hal tersebut dapat memunculkan pemikiran-pemikiran yang negatif akan pasangannya, seperti: banyak pria tampan yang pasti naksir pacarnya. Karenanya, semampu mungkin akan membatasi pacarnya sedemikian rupa sehingga tidak akan berpaling dari dirinya yang biasa saja. Dalam kaitannya dengan gender, kaum pria cenderung posesif, manakala yang bersangkutan merasa lebih dibandingkan pasangannya, sehingga merasa memiliki hak untuk “mengatur” pihak perempuan.

Tapi ... ternyata pengalaman ini bukan seorang pria yang posesif terhadap pasangannya, tetapi seorang wanita yang sangat - sangat - sangat posesif terhadap pacarnya. Sumpah saya baru nemuin cewek yang posesif banget


You can See this Page by Firefox, Netscape or Internet Explorer

Nah, gimana ? Hal ini bener - bener terjadi lho (bukan iklan). Saya sudah mendapatkan izin dari narasumber langsung untuk merekam dan memperdengarkan kembali rekaman tersebut. Mungkin sebagai bahan pelajaran kali ya ...

Jadi, buat kamu - kamu yang penya pacar posesif, nih ada beberapa tips untuk mengatasi posesif :
  1. Membangun, memelihara dan menjaga sikap saling percaya. Tentukan arah hubungan, apakah hanya sekedar menikmati masa pacaran saja atau ada orientasi luhur yang ingin dicapai.
  2. Usahakan juga hubungannya setara. Sedapat mungkin, ketika masalah yang berbau rasa cemburu diselesaikan hingga tuntas dan tidak berlarut-larut.
  3. Bila memiliki pasangan yang posesif, maka pihak yang tidak posesif memberikan kesempatan bagi pasangan untuk tidak posesif. Misalnya, berani asertif bahwa sikap posesif pasangannya justru menjadikan dirinya tidak berkembang.
  4. Jangan pernah mengungkit masa lalu yang berkaitan dengan mantan-mantan pacar Anda, atau malah membanding - bandingkannya. Itu semua harus dihindari!
  5. Berusahalah untuk menjadi pendengar yang baik saat dia marah ataupun sedih.
  6. Berusahalah untuk bersikap lebih sabar.
Nah, kalo cara - cara diatas tidak bisa merubah pacar posesif, sepertinya jalan yang terbaik adalah berpisah. Tapi inget, berpisahnya kudu baik - baik, biasanya cinta posesif itu akan terus berusaha untuk menguasai walaupun kalian sudah putus. Hiii .... serem kan ???